Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang menggelar Sosialisasi Program Optimalisasi Lahan (Oplah) Non-Rawa (lahan kering) dan Cetak Sawah di Desa Wanio dan Desa Wanio Timoreng, Kecamatan Panca Lautang, Kamis (19/6/2025).
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Bupati Sidrap, H. Syaharuddin Alrif, didampingi Asisten Perekonomian dan Pembangunan, H. Siara Barang, Kepala Dinas PSDA, Andi Safari Renata, serta Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas TPHPKP, Suriyanto.
Hadir pula Kepala Bidang Perkebunan dan Hortikultura Dinas TPHPKP, Gazali Thayib, Camat Panca Lautang, Muhammad Samir, unsur Forkopimcam, para kepala desa dan lurah se-Kecamatan Panca Lautang, PPL, ketua kelompok tani, tokoh agama, serta tamu undangan lainnya.
Dalam kesempatan itu, Bupati H. Syaharuddin Alrif kembali menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam mendukung swasembada pangan nasional.
Sebagai bentuk komitmen Pemkab Sidrap terhadap program tersebut, strategi pembangunan pertanian mengedepankan pembentukan Brigade Pangan, optimalisasi lahan kering, dan pencetakan sawah.
Secara gamblang, Syaharuddin menjelaskan mengenai optimalisasi non-rawa di dua desa tersebut.
"Untuk optimalisasi lahan non-rawa, di Desa Wanio seluas 435 hektare dan di Desa Wanio Timoreng 472 hektare, dengan anggaran mendekati Rp5 miliar untuk program bor dan listrik masuk sawah. Satu kelompok tani diberikan tiga unit bor," paparnya.
Di Desa Wanio Timoreng, sambungnya, telah dibentuk dua brigade pangan yang masing-masing mengelola 200 hektare lahan, dengan dukungan anggaran sebesar Rp3 miliar per brigade.
Secara keseluruhan, terdapat 13 brigade pangan di Kecamatan Panca Lautang, dengan total anggaran mencapai Rp39 miliar untuk pengadaan alat dan mesin pertanian (alsintan).
“Brigade pangan ini ibarat pasukan khusus petani. Mereka bergerak cepat dengan dukungan teknologi dan alat berat,” ungkap Syaharuddin.
Selain itu, lanjutnya, infrastruktur pertanian juga terus diperkuat. Sebanyak 18 kelompok tani di Wanio Timoreng kini telah memanfaatkan 48 titik sumur bor untuk sistem irigasi.
"Program listrik masuk pun telah direncanakan di lahan-lahan pertanian yang belum teraliri," ujarnya.
Selanjutnya, kata Syaharuddin, Bendungan Wettee sebagai penopang utama irigasi juga mendapat alokasi dana khusus sebesar Rp600 juta untuk perbaikan tahun ini, melengkapi berbagai bantuan sektor pertanian lainnya.
Program ini, menurutnya, sejalan dengan visi Gubernur Sulawesi Selatan dalam mewujudkan swasembada pangan melalui pendekatan berbasis desa. Setiap desa dan kelurahan didukung anggaran Rp3 miliar guna memperkuat kemandirian pangan lokal.
Dengan sinergi anggaran yang masif dan pendekatan berbasis komunitas tani, Syaharuddin mengungkap Desa Wanio dan Wanio Timoreng kini menjadi simbol kebangkitan pertanian lokal.
"Lahan tidur tidak lagi menjadi beban, melainkan aset berharga yang mampu menggerakkan perekonomian dan memperkuat ketahanan pangan di Sidrap," lontarnya.
Syaharuddin juga mengajak masyarakat untuk terus meningkatkan spiritualitas melalui doa, rajin ke masjid, dan menunaikan zakat pertanian.
Usai sosialisasi, Bupati Syaharuddin turut mengecek langsung lahan optimalisasi dan pencetakan sawah, bahkan ikut turun ke sawah mengoperasikan traktor pengolah lahan sebagai bentuk dukungan nyata terhadap para petani.
Pewarta: HARIYANTO BASRI
Editor: NURYADIN SUKRI