Musyawarah Tudang Sipulung (MTS) Terpadu merupakan tradisi masyarakat Sidrap sebelum memasuki musim tanam. Tradisi ini telah menjadi agenda tahunan di Bumi Nene Mallomo.
"Tudang sipulung ini adalah salah satu langkah dalam merumuskan perencanaan masa tanam agar lebih efektif," ujar Kepala Bagian Perekonomian dan SDA Sidrap, Rimba Najamuddin.
Pernyataan itu disampaikan dalam rangkaian MTS Terpadu tingkat kecamatan di Kabupaten Sidrap. Kegiatan ini dilaksanakan di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Baranti dan Panca Rijang, Kamis (30/1/2025).
Rimba menjelaskan, tudang sipulung dilakukan sebelum petani turun ke sawah. Dalam kegiatan ini, pemerintah bersama masyarakat berupaya memadukan kearifan lokal dengan teknologi.
"Melalui musyawarah tudang sipulung ini, diharapkan dapat menghasilkan dan melaksanakan kesepakatan bersama, terutama terkait jadwal tanam, tanpa mengabaikan kearifan lokal yang telah kita miliki," katanya.
Camat Baranti, Bustaman, saat membuka kegiatan sekaligus membacakan sambutan Penjabat Bupati Sidrap, menyampaikan bahwa MTS bertujuan mengevaluasi pelaksanaan sektor pertanian tahun 2024, baik pada musim tanam pertama maupun kedua.
Selain itu, sambung Bustaman, kegiatan ini juga mengidentifikasi masalah untuk persiapan musim tanam tahun 2025.
"MTS bertujuan membahas persiapan musim tanam guna meningkatkan produksi dan produktivitas. Dengan demikian, Kabupaten Sidrap dapat berkontribusi dalam program swasembada pangan nasional sekaligus meningkatkan pendapatan petani," terangnya.
Senada dengan itu, Plt. Camat Panca Rijang, H. Syamsuddin, mengatakan poin penting dalam evaluasi MTS mencakup musim tanam, dampak perubahan iklim, dan jaringan irigasi.
Selanjutnya jadwal tanam, penyusunan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) untuk benih dan pupuk, serta peningkatan sumber daya manusia (SDM) petani dalam mendemonstrasikan paket teknologi.
"Oleh karena itu, kami berharap MTS tingkat kecamatan dapat melahirkan kebijakan yang produktif dan berkualitas bagi petani," ujarnya.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, dan Ketahanan Pangan (DTPHPKP) Sidrap, Ibrahim, mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama mendukung program swasembada pangan nasional serta program Bupati Sidrap terpilih.
"Program swasembada nasional mencakup swasembada padi dan jagung. Sementara itu, program Bupati Sidrap terpilih meliputi optimalisasi lahan kering, penguatan kelembagaan petani, pencetakan sawah, kelancaran distribusi pupuk, serta listrik masuk sawah," jelasnya.
Ibrahim menekankan pencetakan sawah harus memenuhi syarat minimal luas lima hektare dalam satu titik. Sementara itu, untuk optimalisasi lahan, ia mendorong masyarakat memanfaatkan lahan perkebunan, misalnya dengan menanam alpukat.
"Mari kita bersama-sama mewujudkan program swasembada pangan nasional serta program Bupati Sidrap terpilih," ajaknya.
Pada kesempatan itu, Ibrahim juga menanggapi pemberitaan terkait isu karut-marut pengelolaan pupuk subsidi. Menanggapi hal itu, pihaknya bersama KP3 telah melakukan inspeksi di beberapa desa di Pitu Riawa untuk mencari informasi terkait keluhan harga pupuk subsidi yang melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET).
"Dari hasil inspeksi, penebusan di kios tetap sesuai HET. Kami juga telah meminta kios agar selalu memperbarui papan informasi harga," bebernya.
Ia menegaskan bahwa tidak ditemukan keluhan dari petani maupun kelompok tani (gapoktan). Justru, kata dia, petani menyampaikan bahwa pupuk mudah didapatkan dan penebusan di kios sesuai HET.
Namun, terkadang ada petani yang meminta pupuk diantarkan ke rumah sehingga dikenakan tambahan biaya untuk transportasi dan tenaga angkut.
Kegiatan MTS dihadiri oleh unsur Forkopimcam, KTNA Sidrap, IP3OPT, tim perumus, palontara, PPK, ketua gapoktan, kelompok tani, instansi terkait, serta tamu undangan lainnya.
Pewarta: MUHAMMAD SABIR YUNUS
Editor : NURYADIN SUKRI